'/> Hal-Hal Ihwal Triangulasi Analitik (Peer Debriefing) -->

Info Populer 2022

Hal-Hal Ihwal Triangulasi Analitik (Peer Debriefing)

Hal-Hal Ihwal Triangulasi Analitik (Peer Debriefing)
Hal-Hal Ihwal Triangulasi Analitik (Peer Debriefing)
Peer debriefing, juga disebut triangulasi analitik, yakni proses dimana seorang peneliti menyerukan kepada rekan-rekan sejawat untuk mengevaluasi.


Peer debriefing yakni memohon peneliti lain yang tidak terlibat dalam proyek penelitian untuk membantu mengusut aliran peneliti di semua atau bagian-bagian tertentu dari proses penelitian.

Lincoln dan Guba (1985) menyampaikan peer debriefing yakni proses mengekspos diri kepada peneliti lain dengan cara paralel untuk tujuan analisis dan eksplorasi aspek penyelidikan.
Di dalam menegakkan validitas penelitian, triangulasi (penelitian kualitatif) dan peer review merupakan kewajiban, sedangkan peer debriefing yakni inisiatif peneliti yang bersangkutan. Makara terang perbedaan ketiganya.

Peer debriefing merupakan perhiasan untuk meningkatkan validitas dari suatu penelitian melalui suatu santunan pembekalan oleh rekan-rekan eksternal. Mirip validitas eksternal penelitian kuantitatif.

MANFAAT PEER DEBRIEFING

Peer debriefing memberi sudut pandang yang berimbang, rekan-rekan menilik transkrip, laporan simpulan dan metodologi, sesudah itu umpan balik untuk membangun dapat dipercaya suatu penelitian.

HAL-HAL YANG DIDETEKSI

Melalui penyelidikan, rekan-rekan pemberi debriefing sanggup mendeteksi dilema dalam suatu penelitian yang dibagi menjadi dua hal sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Koseptual:
  • Poin penekanan
  • Deskripsi yang kabur
  • Kesalahan umum dalam data
  • Bias atau perkiraan yang dibentuk oleh peneliti
2. Pemeriksaan Redaksional
  • Transkrip-transkip
  • Dokumen-dokumen
  • Catatan goresan pena tangan
  • Rekaman wawancara
  • Foto-foto

TUGAS PEMOHON DAN PEMBERI PEER DEBRIEFING

1. Tugas Pemohon Peer Debriefing

Pemohon peer debriefing bertanggung jawab memilih jadwal sesi tanya jawab. Ada banyak sekali jenis jadwal yang sanggup digunakan. Setiap metode sesi mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Mengadakan pertemuan tunggal mungkin lebih nyaman bagi peneliti dan pemberi briefing biar berimbang, tapi cara ini sanggup membahayakan kredibilitas.

Berikut 2 tips dikala anda memohon peneliti berpartisipasi dalam peer debriefing:
  • Carilah peneliti berpengalaman sesuai dengan spesialisasi bidang yang dievaluasi.
  • Carilah peneliti yang pro dan kontra sehingga berimbang.

2. Tugas Pemberi Peer Debriefing

Jika Anda melayani sebagai pemberi debriefing, tips berikut membantu Anda berkontribusi pada tujuan peneliti:
  • Umpan balik harus jelas, ringkas dan relevan.
  • Fokus pada kekuatan dan kelemahan penelitian dengan bahasa tidak merendahkan.
  • Hindari konformitas oke atau sungkan, meskipun pemberi briefing yang lain yakni peneliti senior.
  • Jika Anda yakni orang luar, jangan ragu menginput konsep dari bidang Anda sendiri, tapi pastikan peneliti memahami jawaban Anda.
  • Gunakan keterbukaan atau aliran untuk menantang peneliti mempertimbangkan perspektif baru.

Saran Bacaan:
  • Joanne Cooper et al (1997). Using Peer Debriefing in the Final Stage of Evaluation with Implications for Qualitative Research: Three Impressionist Tales. The annual meeting of the American Educational Research Association, Chicago Illinois, March 1997.
  • James P. Barber and Kelley K. Walczak (2009). Conscience and Critic: Peer Debriefing Strategies in Grounded Theory Research. The American Educational Research Association San Diego, California, April 13-17, 2009.
  • Anthony J. Onwuegbuzie et al. (2008). Interviewing the Interpretive Researcher: A Method for Addressing the Crises of Representation, Legitimation, and Praxis. International Journal of Qualitative Methods 2008, 7(4).
  • Rebecca K. Frels and Anthony J. Onwuegbuzie (2012). Interviewing the Interpretive Researcher: An Impressionist Tale. The Qualitative Report 2012 Volume 17, Article 60, 1-27


Advertisement

Iklan Sidebar