Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat tiba di blog . Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan bahan Matematika kelas 9 Semester 2 Bab Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar beserta pola soalnya.
Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar
Bilangan Berpangkat Positif, Negatif, dan Nol
Pengertian Perpangkatan
Perpangkatan merupakan perkalian berulang sebuah bilangan dengan bilangan itu sendiri.
Contoh:
2^2 (dibaca: dua pangkat dua) yang sama artinya dengan 2 x 2
4^3 (dibaca: empat pangkat tiga) yang sama artinya dengan 4 x 4 x 4
7^5 (dibaca: tujuh pangkat lima) yang sama artinya dengan 7 x 7 x 7 x 7 x 7
Ket. : ^ = pangkat
Bilangan Berpangkat Positif
Bilangan berpangkat positif merupakan bilangan yang mempunyai pangkat/ eksponen positif.
Contoh:
3^2 = 3 x 3 = 9
4^3 = 4 x 4 x 4 = 64
(-2)^2 = (-2) x (-2) = 4
(-5)^3 = (-5) x (-5) x (-5) = -125
3^2 = 3 x 3 = 9
4^3 = 4 x 4 x 4 = 64
(-2)^2 = (-2) x (-2) = 4
(-5)^3 = (-5) x (-5) x (-5) = -125
Bilangan kuadrat tepat ibarat 1, 4, 9, dan 16 sanggup dinyatakan dalam bentuk geometri ibarat di bawah ini:
Bilangan kuadrat tepat yaitu bilangan yang merupakan hasil kali dari suatu bilangan dengan dirinya sendiri.
Sebagai pola di atas 16 yaitu bilangan kuadrat tepat sebab 16 = 4 x 4
4. Notasi 4 x 4 sanggup dituliskan dalam bentuk pangkat. Bentuk pangkat ini menjelaskan pada kita berapa suatu bilangan yang kita sebut sebagai basis atau bilangan pokok dipakai sebagai faktor.
Bilangan yang dipakai sebagai pangkat disebut eksponen atau pangkat.
Pernyataan 4 x 4 dituliskan sebagai 4^2. Pada notasi, 4 menyatakan bilangan pokok atau basis, dan 2 menyatakan pangkat atau eksponen.
Pernyataan 4 x 4 dituliskan sebagai 4^2. Pada notasi, 4 menyatakan bilangan pokok atau basis, dan 2 menyatakan pangkat atau eksponen.
Contoh:
Tuliskan pernyataan diberikut dalam bentuk eksponen
a. 2 x 2 x 2 x 2 x 2
Bilangan pokoknya yaitu 2 dan faktornya yaitu 5.
2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 2^5.
Tuliskan pernyataan diberikut dalam bentuk eksponen
a. 2 x 2 x 2 x 2 x 2
Bilangan pokoknya yaitu 2 dan faktornya yaitu 5.
2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 2^5.
b. m x m x m x m
Bilangan pokoknya yaitu m dan
faktornya yaitu 4.
m x m x m x m = m^4.
Bilangan pokoknya yaitu m dan
faktornya yaitu 4.
m x m x m x m = m^4.
c. 7
Bilangan pokoknya yaitu 7 dan
faktornya yaitu 1
7 = 7^1.
Bilangan pokoknya yaitu 7 dan
faktornya yaitu 1
7 = 7^1.
d. Tuliskan (2)(2)(2)( – 5)( – 5) dalam bentuk eksponen.
Dengan memakai sifat asosiatif kita kelompokkan faktor dengan bilangan pokok yang sama sebagai diberikut:
(2)(2)(2)(-5)(-5) = [(2)(2)(2)][(-5)(-5)] = 2^3(-5)^2
Dengan memakai sifat asosiatif kita kelompokkan faktor dengan bilangan pokok yang sama sebagai diberikut:
(2)(2)(2)(-5)(-5) = [(2)(2)(2)][(-5)(-5)] = 2^3(-5)^2
Jarak antara bumi dan matahari yaitu sekitar10^8 kilometer.
Tuliskan bilangan ini sebagai pernyataan perkalian dan hitunglah hasilnya.
10^8 = 10.10.10.10.10.10.10.10 = 100.000.000
Jarak antara bumi dan matahari yaitu sekitar 100 juta kilometer.
Tuliskan bilangan ini sebagai pernyataan perkalian dan hitunglah hasilnya.
10^8 = 10.10.10.10.10.10.10.10 = 100.000.000
Jarak antara bumi dan matahari yaitu sekitar 100 juta kilometer.
Bilangan Berpangkat Negatif dan Nol
Bilangan lingkaran berpangkat negative
Tidak tiruana pangkat berskor positif. Beberapa pangkat yaitu lingkaran negatif.
Perhatikan pola bilangan diberikut untuk menemukan skor 10^-1 dan 10^-2. Dengan memperluas pola yang ada, maka hasil yang sanggup diperoleh yaitu 10^-1 = 1/10 dan 10^-2 = 1/10^2 1/100
Perhatikan pola bilangan diberikut untuk menemukan skor 10^-1 dan 10^-2. Dengan memperluas pola yang ada, maka hasil yang sanggup diperoleh yaitu 10^-1 = 1/10 dan 10^-2 = 1/10^2 1/100
Pada pola tersebut, apabila kau kalikan bilangan pokok, pangkatnya naik satu. Sebagai pola 10^3 x 10 = 10^4. Sedangkan apabila kau bagi dengan bilangan pokok, pangkatnya turun satu. Sebagai contoh, 10^-2 : 10 = 10^-3
Untuk setiap a Ñ” R dan a ≠ 0 berlaku
Untuk setiap a Ñ” R dan a ≠ 0 berlaku
Bilangan a^(-n) disebut bilangan berpangkat tak sebenarnya.
Contoh:
Contoh:
(-6)-3 = (-1/6)^3 = (-1/6) x (-1/6) x (-1/6) = -1/216
Tuliskan 10^-3 memakai pangkat positif. Kemudian tentukan skornya.
10^-3 = 1/〖10〗^3 = 1/1000 = 0,001
Tuliskan 10^-3 memakai pangkat positif. Kemudian tentukan skornya.
10^-3 = 1/〖10〗^3 = 1/1000 = 0,001
Sederhanakan pernyataan
xy-2 = x . y-2 = x. 1/( y^2 ) = x/y^2
Bakteri E.coli mempunyai lebar 10-3 milimeter. Jarum pentul mempunyai diameter 1 milimeter. Berapa banyak basil E.coli yang sanggup mengisi diameter jarum tersebut.
xy-2 = x . y-2 = x. 1/( y^2 ) = x/y^2
Bakteri E.coli mempunyai lebar 10-3 milimeter. Jarum pentul mempunyai diameter 1 milimeter. Berapa banyak basil E.coli yang sanggup mengisi diameter jarum tersebut.
Untuk memilih banyak bakteri, bagilah 1 dengan 10^-3 = 1/〖10^(-3) = 10^3 = 1000
Kaprikornus banyak basil yang sanggup mengisi diameter jarum pentul yaitu 1000 bakteri.
Kaprikornus banyak basil yang sanggup mengisi diameter jarum pentul yaitu 1000 bakteri.
Bilangan lingkaran berpangkat nol
Untuk setiap a Ñ” R dan a ≠ 0, maka
Untuk setiap a Ñ” R dan a ≠ 0, maka
Bilangan a^0 = disebut bilangan berpangkat tak sebenarnya.
Contoh:
3^0 = 1
(-10)^0 = 1
(-21)^-3 + (-21)^3 = (-21)^0 = 1
3^0 = 1
(-10)^0 = 1
(-21)^-3 + (-21)^3 = (-21)^0 = 1
Bilangan Pecahan Berpangkat
Bentuk pangkat sanggup ditulis sabagai diberikut:
Bentuk pangkat sanggup ditulis sabagai diberikut:
(a/b)^n= a/b x a/b x…x a/b= a^n/b^n
Sebanyak n buah, dengan a ≠ 0, b ≠ 0, dan n > 0
(a/b)^(-n)= b/a x b/a x…x b/a= b^n/a^n
(a/b)^(-n)= b/a x b/a x…x b/a= b^n/a^n
Sebanyak n buah, dengan a ≠ 0, b ≠ 0, dan n n, a ≠ 0
a^m/a^n = 1/a^(n-m) , , dengan m < 0, a ≠ 0
(a x b)m = am x bm
(a/b)^m = a^m/b^m , dengan b ≠ 0
a^m/a^n = 1/a^(n-m) , , dengan m < 0, a ≠ 0
(a x b)m = am x bm
(a/b)^m = a^m/b^m , dengan b ≠ 0
Contoh:
p 2 . p -6 = p 2-6 = p -4 = 1/p^4
(p -3 . q 5)4 = (p -3)4 . (q 5)4 = p -12 . q 20 = q^20/p^12
p^10/p^6 = p10-6 = p4
(p^(-1)/q^3 )^(-5) = (p^(-1) )^(-5)/(q^3 )^(-5) = p^5/q^(-15) = p5q15
(-6p)0 = 1
p 2 . p -6 = p 2-6 = p -4 = 1/p^4
(p -3 . q 5)4 = (p -3)4 . (q 5)4 = p -12 . q 20 = q^20/p^12
p^10/p^6 = p10-6 = p4
(p^(-1)/q^3 )^(-5) = (p^(-1) )^(-5)/(q^3 )^(-5) = p^5/q^(-15) = p5q15
(-6p)0 = 1
Bentuk Akar
Rindy mempunyai sehelai saputangan yang berbentuk persegi dengan luas 900 cm persegi. Supaya indah, Rindy akan menambahkan renda di tepi saputangan. Berapa panjang renda yang diharapkan Rindy?
Untuk membantu Rindy, kita harus tahu panjang sisi persegi biar kita sanggup menghitung keliling saputangan tersebut.
Untuk membantu Rindy, kita harus tahu panjang sisi persegi biar kita sanggup menghitung keliling saputangan tersebut.
Misal panjang sisi saputangan yaitu n cm maka Rindy harus memilih n × n = 900. Dalam hal ini n = 30 sebab 30 × 30 = 900 atau 302 = 900.
Menentukan n = 30 berarti melaksanakan penarikan akar dari 900 dan ditulis sebagai √900 = 30.
Dengan demikian Rindy harus menyediakan renda dengan panjang 4 x 30 cm = 120 cm.
Bentuk √900 dibaca “ akar kuadrat dari 900 “.
Menentukan n = 30 berarti melaksanakan penarikan akar dari 900 dan ditulis sebagai √900 = 30.
Dengan demikian Rindy harus menyediakan renda dengan panjang 4 x 30 cm = 120 cm.
Bentuk √900 dibaca “ akar kuadrat dari 900 “.
Simbol √ disebut tanda akar, dipakai untuk menyimbolkan akar pangkat dua.
Contoh:
√(36 ) = 6
– √36 = -6
Contoh:
√(36 ) = 6
– √36 = -6
Bilangan di dalam tanda akar dihentikan negatif.
Pada dilema mencari rusuk suatu kubus bila volume diketahui, maka kita akan berhadapan dengan bentuk akar yang lain, yaitu akar pangkat tiga. Misalkan diketahui volume suatu kubus yaitu 64 cm3, berapakah panjang rusuk kubus tersebut?
Misal panjang rusuk tersebut yaitu p, maka volume kubus adalah
V = p x p x p
= p3
Dengan demikian diperoleh p3 = 64. Bagaimanakah kita memperoleh p? Ingat bahwa 43 = 64 dengan demikian p = 4.
Secara umum sanggup kita tuliskan:
Contoh:
Sederhanakanlah bentuk diberikut
√49
Karena 72 = 49, maka √49 = 7
-√64
Karena 82 = 64, maka -√64 = -8
Sederhanakanlah bentuk diberikut
√49
Karena 72 = 49, maka √49 = 7
-√64
Karena 82 = 64, maka -√64 = -8
Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat Positif
Masih ingat bentuk diberikut :
32 = 3 x 3
23 = 2 x 2 x 2
56 = 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5
Masih ingat bentuk diberikut :
32 = 3 x 3
23 = 2 x 2 x 2
56 = 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5
Demikian seterusnya sehingga diperoleh bentuk umum sebagai diberikut.
Dengan a bilangan lingkaran dan n bilangan lingkaran positif. Dari pengertian di atas akan diperoleh sifat-sifat diberikut.
Sifat 1 an x an = am + n
24 x 23 = (2 x 2 x 2 x 2 )x(2 x 2 x 2 )
= 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2
= 27
= 24+3
Sifat 2 am : an = am - n, m > n
55 : 53 = (5 x 5 x 5 x 5 x 5) : (5 x 5 x 5)
= 5 x 5
= 52
= 55 - 3
Sifat 3 (am)n = am x n
(34)2 = 34 x 34
= (3 x 3 x 3 x 3) x (3 x 3 x 3 x 3)
= (3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3)
= 38
= 34 x 2
Sifat 4 (a x b)m = am x bm
(4 x 2)3 = (4 x 2) x (4 x 2) x (4 x 2)
= (4 x 4 x 4) x (2 x 2 x 2)
= 43 x 23
Sifat 5 (a : b)m = am : bm
(6 : 3) 4 = (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3)
= (6 x 6 x 6 x 6) : (3 x 3 x 3 x 3)
= 64 : 34
Dengan a bilangan lingkaran dan n bilangan lingkaran positif. Dari pengertian di atas akan diperoleh sifat-sifat diberikut.
Sifat 1 an x an = am + n
24 x 23 = (2 x 2 x 2 x 2 )x(2 x 2 x 2 )
= 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2
= 27
= 24+3
Sifat 2 am : an = am - n, m > n
55 : 53 = (5 x 5 x 5 x 5 x 5) : (5 x 5 x 5)
= 5 x 5
= 52
= 55 - 3
Sifat 3 (am)n = am x n
(34)2 = 34 x 34
= (3 x 3 x 3 x 3) x (3 x 3 x 3 x 3)
= (3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3)
= 38
= 34 x 2
Sifat 4 (a x b)m = am x bm
(4 x 2)3 = (4 x 2) x (4 x 2) x (4 x 2)
= (4 x 4 x 4) x (2 x 2 x 2)
= 43 x 23
Sifat 5 (a : b)m = am : bm
(6 : 3) 4 = (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3)
= (6 x 6 x 6 x 6) : (3 x 3 x 3 x 3)
= 64 : 34
Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat Negatif
Dari pola bilangan itu sanggup disimpulkan bahwa 20 = 1 dan 2-n = 1/2n
Pecahan Berpangkat Bilangan Bulat
Kita telah mengetahui bahwa pecahan yaitu bilangan dalam bentuk dengun a dan b bilangan lingkaran (b ≠ 0). Bagaimanakah bila pecahan dipangkatkan dengan bilangan bulat? Untuk memilih hasil pecahan yang dipangkatkan dengan bilangan bulat, caranya sama dengan memilih hasil bilangan lingkaran yang dipangkatkan dengan bilangan bulat.
Bentuk Akar dan Bilangan Berpangkat Pecahan
Bilangan Rasional dan Irasional
Bilangan rasional adalah bilangan yang sanggup dinyatakan dalam bentuk a/b dengan a, b bilangan lingkaran dan b ≠ 0. Bilangan rasional merupakan gabungan dari bilangan bulat, nol, dan pecahan. Contoh bilangan rasional yaitu -5, -1/2, 0, 3, 3/4, dan 5/9.
Sebaliknya, bilangan irasional adalah bilangan yang tidak sanggup dinyatakan dalam bentuka/b dengan a, b bilangan lingkaran dan b ≠ 0. Contoh bilangan irasional yaitu . Bilangan-bilangan tersebut, bila dihitung dengan kalkulator merupakan desimal yang tak berhenti atau bukan desimal yang berulang. Misalnya
√2 = 1,414213562 .... Selanjutnya, gabungan anrara bilangan rasional dan irasional disebut bilangan real.
Bentuk Akar
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, pola bilangan irasional adalah √2 dan √5 . Bentuk ibarat itu disebut bentuk akar. Dapatkah kalian menyebutkan pola yang lain? Bentuk akar yaitu akar dari suatu bilangan yang kesannya bukan bilangan Rasional. Bentuk akar sanggup disederhanakan menjadi perkalian dua buah akar pangkat bilangan dengan salah satu akar memenuhi definisi √a2 = a bila a ≥ 0, dan –a bila a < 0
Contoh : Sederhanakan bentuk akar diberikut √75 Jawab : √75 = √25x3 = √25 x √3 = 5√3
Mengubah Bentuk Akar Menjadi Bilangan Berpangkat Pecahan dan Sebaliknya
Bentuk √a dengan a bilangan lingkaran tidak negatif disebut bentuk akar kuadrat dengan syarat tidak ada bilangan yang hasil kuadratnya sama dengan a. oleh sebab itu √2,√3, √5, √10, √15 dan √19 merupakan bentuk akar kuadrat. Untuk selanjutnya, bentuk akar n√amdapat ditulis am/n (dibaca: a pangkat m per n). Bentuk am/n disebut bentuk pangkat pecahan.
Operasi Aljabar pada Bentuk Akar
Penjumlahan dan Pengurangan
Penjumlahan dan pengurangan pada bentuk akar sanggup dilakukan bila mempunyai suku-suku yang sejenis.
Kesimpulan : jika a, c = Rasional dan b ≥ 0, maka berlaku
a√b + c√b = (a + c)√b
a√b - c√b = (a - c)√b
Kesimpulan : jika a, c = Rasional dan b ≥ 0, maka berlaku
a√b + c√b = (a + c)√b
a√b - c√b = (a - c)√b
Perkalian dan Pembagian
Contoh :
Perpangkatan
Kalian tentu masih ingat bahwa (a^)" = a^'. Rumus tersebut juga berlaku pada operasi perpangkatan dari akar suatu bilangan.
Contoh :
Contoh :
Operasi Campuran
Dengan memanfaatkan sifat-sifat pada bilangan berpangkat, kalian akan ludang keringh praktis menuntaskan soal-soal operasi adonan pada bentuk akarnya. Sebelum melaksanakan operasi campuran, pahami urutan operasi hitung diberikut.
- Prioritas yang dilampaukan pada operasi bilangan yaitu bilangan-bilangan yang ada dalam tanda kurung.
- Jika tidak ada tanda kurungnya maka
- pangkat dan akar sama kuat;
- kali dan bagi sama kuat;
- tambah dan kurang sama kuat, artinya mana yang ludang keringh awal dikerjakan terludang keringh lampau;
- kali dan bagi ludang keringh berpengaruh daripada tambah dan kurang, artinya kali dan bagi dikerjakan terludang keringh lampau.
Merasionalkan Penyebut
Dalam perhitungan matematika, sering kita temukan pecahan dengan penyebut bentuk akar, misalnya
Agar skor pecahan tersebut ludang keringh sederhana maka penyebutnya harus dirasionalkan terludang keringh lampau. Artinya tidak ada bentuk akar pada penyebut suatu pecahan. Penyebut dari pecahan-pecahan yang akan dirasionalkan berturut-turut yaitu
Merasionalkan penyebut yaitu mengubah pecahan dengan penyebut bilangan irasional menjadi pecahan dengan penyebut bilangan rasional.
Agar skor pecahan tersebut ludang keringh sederhana maka penyebutnya harus dirasionalkan terludang keringh lampau. Artinya tidak ada bentuk akar pada penyebut suatu pecahan. Penyebut dari pecahan-pecahan yang akan dirasionalkan berturut-turut yaitu
Merasionalkan penyebut yaitu mengubah pecahan dengan penyebut bilangan irasional menjadi pecahan dengan penyebut bilangan rasional.
Penyebut Berbentuk √b
Jika a dan b yaitu bilangan rasional, serta √b yaitu bentuk akar maka pecahan a/√bdapat dirasionalkan penyebutnya dengan cara mengalikan pecahan tersebut dengan √b/√b .
Penyebut Berbentuk (a+√b) atau (a+√b)
Jika pecahan-pecahan mempunyai penyebut berbentuk (a+√b) atau (a+√b) maka pecahan tersebut sanggup dirasionalkan dengan cara mengalikan pembilang dan penyebutnya dengan sekawannya. Sekawan dari (a+√b) yaitu (a+√b) yaitu dan sebaliknya. Bukti :
Penyebut Berbentuk (√b+√d) atau (√b+√d)
Advertisement